RERAINAN

RERAINAN di B A L I

     
         Rerainan di Bali berdasarkan pertemuan dari Panca wara (5 hr) dengan Sapta wara (7 hr) dan Wuku (30 mgg), diulang setiap 6 bulan. Dimulai dari Budha kliwon Sinta, hari raya Pager Wesi. Kemudian  berakhir pada hari raya Saraswati, Saniscara Umanis WatugunungSaraswati, dari urat kata 'Sara' dan 'Aswat', "Sara" = panah = manah = pikiran, dan "Aswat" = kuda liar. "Pikiran seperti Kuda Liar." Pikiran sulit dikendalikan, karena pikiran sulit dikendalikan maka pada hari Saraswati dipakai sebagai tonggak untuk mengevaluasinya. Bahwa, diperlukan perencanaan atau jadwal dalam menata kehidupan selama 210 hari (6 bulan). Dimulai dari hari pertama dalam sapta wara dan wuku, jatuh pada Redite Sinta, disebut dengan Banyu Pinaruh, titik awal dimulainya periode wuku, kemudian Soma Ribek, setelah itu Pager Wesi, Pager Wesi jatuh pada Budha Kliwon Sinta, dan berakhir pada hari Saraswati, Saniscara Umanis Watugunung adalah akhir dari sapta wara dan wuku
Pager Wesi merupakan Paruman Para Rsi. Sidangnya para Rsi untuk menentukan rahinan dalam waktu 6 bulan.

    Untuk memudahkan perhitungan dalam melaksanakan rainan selama 6 bulan dipakai Pager Wesi sebagai patokan, yaitu Budha Kliwon Sinta. Arti 'pager' dalam pengertian rahinan Pager wesi adalah 'pengetahuan' atau acuan/panduan berupa jadwal kegiatan yang telah dituangkan dalam bentuk rerainan selama 210 hari (6 bulan) kedepan. Sebagai tuntunan dalam beraktivitas atau berkegiatan. Dengan adanya jadwal, pikiran menjadi lebih fokus. 
Dari 30 wuku/minggu, 15 wuku awal sebagai rahinan yang berkaitan dengan spiritual dan 15 wuku berikutnya adalah rainan yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Dibagi pada hari Budha Kliwon Pegatwakan atau Budha Kliwon Pahang. "Pahang" artinya dibagi atau "Pah" (dibagi menjadi 2 bagian yang sama). Wuku Pahang adalah Wuku yang ke 16, sebagai pembagi.

    Itulah sebabnya kenapa hari pertama dalam sapta wara disebut dengan hari Matahari / Redite / RadityaKarena, kehidupan kita dibumi dipengaruhi oleh Matahari, yang mengatur keenam planet dalam sistim tata surya, sebagai pusat gravitasi. Nama2 hari dalam sapta wara adalah duplikat dari ketujuh planet (Redite/Matahari, Soma/Bulan, Anggara/Mars, Budha/Mercurius, Wrehaspati/Jupiter, Sukra/Venus, Saniscara/Saturnus).

  Untuk memudahkan dalam pelaksanannya dapat mempergunakan telapak tangan kiri sebagai pedoman:
 
1. Ibu jari = pertemuan Budha(sapta wara) dg kliwon (panca wara) disebut dengan Budha kliwon.
2. Telunjuk = pertemuan Saniscara (sapta wara) dg kliwon (panca wara) disebut dg Tumpek.
3. Jari Tengah = pertemuan Budha (sapta wara) dg wage (panca wara) disebut dg Budha Cemeng.
4. Jari Manis = pertemuan Anggara (sapta wara) dg Kliwon (panca wara) disebut dg Anggar Kasih.
5. Kelingking = embang/kosong tidak ada rainan kecuali wuku terakhir, pertemuan saniscara dg umanis, disebut dengan Saraswati (Saniscara Umanis Watugunung).

       Saraswati, dipersonifikasikan sebagai seorang Dewi yang cantik bertangan 4, berkaitan dengan Otak (BRAIN) dibagi menjadi 4 kortek/lobus. Masing-masing memiliki perannya sendiri-sendiri ; Frontal lobe (biru), Parietal lobe (merah), Occipital lobe (kuning), dan Temporal lobe (hijau). Adalah tempat "Berstananya Ilmu Pengetahuan, Pengalaman, Pencapaian dan Tindakan"
Frontal lobe   = Tindakan / Sadhana
Parietal lobe   = Pengalaman / Wibhuti
Occipital lobe = Pencapaian / Samadhi 
Temporal lobe = Berstananya Ilmu Pengetahuan / Kaivalya

   Bali sangat familiar dalam berkegiatan menggunakan hitungan. Pengetahuan yang didasari dengan hitungan angka, menyebut, membilang dan menjumlah disebut dengan Samkhya Yoga / Samkhya. Samkhya dasar dari ilmu matematika.

     Jadi kesimpulannya, 'hidupnya orang Bali harus berKetuhanan' - tiada hari tanpa rainan ! - semua hari adalah suci !

᭑ ᬫᬾᬳᬶ ᭓᭑᭙ ᬤ᭄ᬯᬧᬭ ᬬᬸᬕ᭞ ᬍ᭜᭑᭙ ᬫᬲᭂᬳᬶ᭟

Sumber gambar dari Internet! GOOGLE
lukisan Saraswati art studio mambal

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SAAT INI - TRI SEMAYA

KITA SEMUA BERASAL DARI SUARA