Posts

Showing posts from October, 2020

MAKNA DARI CERITA LOBDHAKA

Image
  Makna dari crita LOBDHAKA dalam SHIWARATRI. (Shivaratri)       Weda , memiliki 40 aspek dalam wujud buku/tatwa/filsafat. Terdiri dari 4 aspek dalam catur weda dan 36 aspek tersebar dalam (Vedānga, upānga, Upa-veda, brāhmaņa, prātishākhya). Semua Sastra tersebut memuat ajaran tentang kemanunggalan, kebenaran hakiki. Tapi, ketika kita membacanya, pikiran ini cenderung membandingkan. Se-olah2 satu sastra dengan sastra yang lain saling bertolak belakang atau bertentangan. Begitulah cara kerja pikiran melihat sesuatu dengan cara tidak utuh atau mem-banding2-kan, selalu mendua / bercabang.     Leluhur kita, Mpu Tanakung telah membuat ilustrasinya dalam kisah Lobdhaka,  (Shiwaratri). Bahwa dengan hanya membaca buku ibarat kita memasuki sebuah hutan belantara, penuh dengan pohon dan belukar, membuat kita tersesat/kebingungan. Seperti Lobdhaka sang pemburu tidak menemukan binatang buruan dan akhirnya kemalaman dihutan kemudian terpaksa memilih salah satu kayu/pohon untuk bermalam, dan memet

PIKIRAN SEPERTI SEORANG PENJUDI

Image
PIKIRAN SEPERTI SEORANG PENJUDI !       Pikiran mirip seperti seorang penjudi, sebagaimana Yudistira dalam permainan dadu, selalu muncul dengan kecenderungan2 dan kita cenderung berlari mengikutinya. Seperti seekor anjing mengejar tulang!  Setiap tulang dilempar anjing akan selalu mengejarnya. Sebagai gantinya, jadilah seeokor singa. Alih2 mengejar tulang, menoleh pada sipelempar, tulang hanya sekali dilempar pada seekor singa! (Milarepa)       Begitulah hidup yang sedang kita jalani, pikiran ini larut dan terperangkap dengan dunia luar sepanjang hidup, pikiran terikat dan dibentuk oleh apa yang kita lihat, dengar, cium, raba dan rasakan. Kita mengambil bentuk2 apa yang ada dalam pikiran atau kita dibentuk oleh apa yang ada dalam pikiran - Vrtti sārūpyam itaratra (YSP). Larut dengan dunia luar! Pikiran bermodifikasi mengikuti keadaan dunia luar.                    Pikiran cenderung melompat merasa mampu memenangkan permainan, cenderung mengklaim, seperti penjudi hanya berpikir menang