MAKNA DARI CERITA LOBDHAKA
Makna dari crita LOBDHAKA dalam SHIWARATRI.
(Shivaratri)
Weda, memiliki 40 aspek dalam wujud buku/tatwa/filsafat. Terdiri dari 4 aspek dalam catur weda dan 36 aspek tersebar dalam (Vedānga, upānga, Upa-veda, brāhmaņa, prātishākhya). Semua Sastra tersebut memuat ajaran tentang kemanunggalan, kebenaran hakiki. Tapi, ketika kita membacanya, pikiran ini cenderung membandingkan. Se-olah2 satu sastra dengan sastra yang lain saling bertolak belakang atau bertentangan. Begitulah cara kerja pikiran melihat sesuatu dengan cara tidak utuh atau mem-banding2-kan, selalu mendua / bercabang.

Jadi, selama kita tidak berpegang pada KAYU (kayu = kayun = keneh ne rahayu) atau kemurnian, buku/sastra tidak akan mengispirasi, tidak membawamu ke-mana2, hanya mutar2 disitu saja. Itu artinya, Weda bukan tulisan/buku tapi keabadian, sudah ada dan akan tetap ada (sanatana dharma). Weda adalah pengetahuan yang bersumber pada pusat kesadaran, hati yang paling dalam atau kesadaran Ātmā (kemurnian/kesujatian).
"Seindah apapun sebuah CERITA (sastra/buku), CERITA akan tetap menjadi CERITA, tidak membawamu ke-mana2!" - Cerita, sifatnya hanya menghibur dan membuat kita tertidur!
"Buku sing ada Kayune!" sing misi unteng. Care melut bawang, kulit mekejang neked keunteng!
Weda bukan Buku/Satra2, tapi keabadian sudah ada dan akan tetap ada, Weda pengetahuan yang bersumber pada kesujatian, pusat kesadaran, atau kesadaran ātma.
᭒ ᬳᭀᬓ᭄ᬢᭀᬩᭂᬃ ᭓᭒᭜ ᬤ᭄ᬯᬧᬭ ᬬᬸᬕ᭞ ᬍ᭜ᬍ᭜ ᬫᬲᭂᬳᬶ᭟
lukisan koleksi art studio mambal
Comments
Post a Comment