PRAMANA

P  R  A  M  A  N  A

          Berpikir yang benar atau berpikir kognitif, pikiran selalu terikat dengan segala sesuatu yang  tidak memiliki bukti. Selalu mencari bukti dan alasan.

Pramana ada tiga wujudnya, TRI PRAMANA :
1. Praktyasa,
2. Agamana,
3. Anumana.

1. Praktyasa  - melihat langsung
Kejadian nyata atau berupa pengalaman. Pikiran kita tidak pernah puas, selalu terikat dengan yang nyata/solid atau bukti dari pengalaman. Selalu bertanya-tanya kenapa?, kenapa? dan kenapa?, karena pikiran menginginkan bukti/alasan.

2. Agamana  -  berdasarkan tulisan atau naskah.
Pikiran sangat tergantung dan terikat dengan tulisan atau sastra-satra, apalagi tulisan itu sudah menjadi pedoman banyak orang,  pengikutnya banyak. Pikiran akan berpikir bahwa itu adalah kebenaran karena pengikutnya banyak. Pikiran juga berpikir, jika memang demikian itu bisa saja menjadi suatu kekeliruan? Pikiran akan mencari bukti-bukti dari sastra-satra atau dari kepercayaan orang-orang. Pikiran tidak pernah berhenti untuk mendapatkan bukti.

3. Anumana  - menebak - guessing.
Pengetahuan yang tidak begitu nyata, tapi kita dapat menebak, dan kita percaya dengan apa yang kita tebak. Pengetahuan yang diperoleh melalui indera dari dunia luar karena menebak, sangat berbeda dengan pengetahuan yang muncul dari kesadaran. Kesadaran adalah sumber atau bibit dari seluruh pengetahuan.

         Itulah ketiga bukti yang selalu dicari oleh pikiran. Sedangkan kebenaran tidak perlu bukti, kebenaran diatas bukti dan tidak dapat dibuktikan. Tidak ada orang yg mampu membuktikan Tuhan. Dan juga tidak mampu membantahnya, kesadaran atau Sang Aku menyadari keberadaan-Nya. Kebenaran didasarkan pada Tarka, logika yang kuat tak terbantahkan (Tarka Yoga). Ilmu Fisika atau Sain didasarkan pada Tarka. Jadi Pramana  hanya sekedar logika mudah dibantah. Pramana, adalah mod pikiran yang pertama dari kelima mod pikiran (YSP), dengan Pramana membuat kita tidak berduka, atau pramana hanya untuk menjaga hidup ini!

         Jadi apa yang mesti kita lakukan dengan kondisi seperti itu, supaya tetap exis dalam menjalani kehidupan ini ?

          Leluhur kita menawarkan prinsip Nak Mule Keto. Membiarkan segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, amati, sadari dan abaikan/lupakan. Jangan cepat memponis bahwa itu benar atau salah. Bebaskan diri kita dari keterikatan terhadap segala bentuk bukti, baik itu benar ataupun salah. Karena segala sesuatu didunia ini akan berubah, tidak ada yang solid. Dengan prinsip seperti itu, akan membuat diri kita utuh dan menjadi total saat ini (fokus), sehingga mudah dalam melakukan segala bentuk sadhana / latihan.

Jadi, Kebenaran tidak bisa dimengerti melalui Bukti dan tidak bisa dibuktikanDengan kata lain,  "Kita harus keluar dari konsep !" Itulah kebebasan - NAK  MULE KETO.

Rahajeng - rahajeng - rahajeng.

Sumber inspirasi : ᬬᭀᬕ ᬲᬸᬢ᭄ᬭ ᬧᬢᬜ᭄ᬚᬮᬶ᭟

᭑᭓ ᬤᬾᬲᬾᬫ᭄ᬩᭂᬃ᭞ ᭓᭑᭘ ᬤ᭄ᬯᬧᬭ ᬟᬸᬕ᭞ ᭒᭜᭑᭘ ᬫᬲᭂᬳᬶ᭟

Lukisan 'Saraswati' koleksi art studio Mambal.
       

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SAAT INI - TRI SEMAYA

RERAINAN

KITA SEMUA BERASAL DARI SUARA