MULTITAFSIR WEDA

 MULTITAFSIR WEDA antara TRADISI  dengan  SAMPRADAYA.

      Dalam agama Hindu, sampradāya dapat diterjemahkan sebagai 'garis keturunan spiritual' atau 'sistem keagamaan'.

     Di Bali belakangan ini muncul polemik diantara orang Bali, yang berpegang pada tradisi kuno dengan salah satu sampradaya (HK). 
Permasalahan yang muncul adanya perbedaan cara beritualnya orang2 HK bertentangan dengan tradisi Bali. Mereka menganggap apa yang terjadi di Bali tidak sesuai dengan Sastra Sruti Bhagawad Gita (BG), diantaranya adalah penyembahan pada leluhur dan binatang kurban dalam ritual. Begitu juga beberapa orang Bali tidak setuju menganggap Krishna sebagai Tuhan.

    Penyembahan terhadap leluhur sudah menjadi pedoman orang Bali dalam berdoa, sebagaimana halnya Krishna dalam (BG), sama2 menyembah oknum. Hampir disemua Pura2 di Bali, Sad Kahyangan maupun Dang Kahyangan selalu mendudukkan para leluhur yang sudah sampai untuk dipuja atau mendudukkan leluhur sebagai Shiwa Lingga, manifestasi Tuhan dalam wujud nyata, itulah prinsipnya orang Bali dalam ber-Ketuhanan, yang berorientasi pada Shiwaisme. Sama halnya dengan Krishna dalam (BG) sebagai Awatar Wisnu atau Wisnu, mengacu pada paham Wisnu, bahwa Tuhan tetinggi dalam (BG) adalah Maha Wisnu.

      Seperti apa yg sudah kita ketahui, bahwa Bali juga berpegang pada prinsip Tri Murti, manifestasi Tuhan dalam tiga wujud, Brahma, Wisnu dan Shiwa. Ketiga manifestasi itu adalah sama dan satu. Brahma = 1, Wisnu=1 dan Shiwa=1.
Brahma + Wisnu + Shiwa = 1, bukan 3.
Seperti sebuah prisma memiliki 3 sisi yang sama, darimanapun sinar/cahaya yang datang selalu dibiaskan menjadi tujuh warna, (mejikuhibiniu). Itulah manifestasi Tuhan dengan tujuh Nama dan Rupa, sebagaimana disebutkan dalam puja Trisandya pada bait ke3,  Sapta Ongkara (Shiwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu dan Rudra). Dan juga membagi alam ini menjadi tujuh lapis alam atau Loka (swarga).

       Dalam beritual, orang Bali memakai sarana binatang sebagai kurban, hal ini didasari atas kesadaran kolektifnya orang Bali. Sedangkan, kita sebagai mahluk individu dengan kesadaran individu tentu berpegang pada prinsip Ahimsa, karena Ahimsa adalah dasar dari kehidupan ini, tanpa didasari prinsip Ahimsa pencerahan tidak akan pernah 'terjadi.'
Kenapa memakai istilah terjadi?
Karena pencerahan adalah sifat alaminya Sang Jatidiri bukan dari hasil usaha!

       Begitulah Buku, selalu mendatangkan tafsir yang berbeda tergantung pada tingkat kesadaran orang yang membaca. Weda, memiliki 40 aspek dalam wujud buku/tatwa/filsafat. Yang terdiri dari 4 aspek dlm catur weda, dan 36 aspek tersebar dlm (Vedānga, upānga, dst). (BG) termasuk didalamnya sebagai Weda ke 5 atau bagian dari Itihasa. Semua Sastra2 Suci tersebut memuat ajaran tentang kemanunggalan, kebenaran hakiki. Tapi, ketika kita membacanya, pikiran ini cenderung membandingkan. Se-olah2 satu sastra dengan sastra yang lain saling bertolak belakang atau bertentangan. Begitulah cara kerja pikiran melihat sesuatu dengan cara tidak utuh atau mem-banding2-kan, selalu mendua / bercabang.
Jadi, "Selama kita belum menemukan kedamaian disini di dlm hati ini, BUKU tidak akan menginspirasi!"
Care melut bawang kulit mekejang neked keunteng! - sing ada isine

        Spiritual adalah perjalanan kedalam diri, pengetahuan yang bersumber pada pusat kesadaran, hati yang paling dalam dimana Tuhan berada, sedangkan pengetahuan yang kita dapatkan dari dunia luar, dari buku2, pendapat orang atau opini sangat berbeda. Perjalanan kedalam diri akan menemukan kedamaian, sedangkan perjalanan keluar diri akan menemukan kebingungan!

      Yg paling menentukan dalam kehidupan ini adalah kemurnian/kesujatian, ketika pikiran tidak lagi mengasumsi keadaan, bukan ditentukan oleh buku2, pendapat dan opini. Setelah kematian tubuh fisik, tubuh astral yang masih membawa karma dunia tidak diijin pergi kelapisan kosmik/Loka yang lebih tinggi, hanya ber-pindah2 dari tubuh astral ke tubuh fisik, atau Punarbawa (kelahiran berulang).

ᬍ᭖ ᬳᭀᬓ᭄ᬢᭀᬩᭂᬃ ᭓᭒᭜ ᬤ᭄ᬯᬧᬭ ᬟᬸᬕ᭞ ᭒᭜᭒᭜ ᬫᬲᭂᬳᬶ᭟

lukisan Acintya, koleksi art studio mambal

Comments

Popular posts from this blog

SAAT INI - TRI SEMAYA

RERAINAN

KITA SEMUA BERASAL DARI SUARA